Mar 15, 2013

Parangkusumo

Nuansa sakral akan segera terasa sesaat setelah memasuki kompleks Pantai Parangkusumo, pantai yang terletak 30 km dari pusat kota Yogyakarta dan diyakini sebagai pintu gerbang masuk ke istana laut selatan. Wangi kembang setaman akan segera tercium ketika melewati deretan penjual bunga yang dengan mudah dijumpai, berpadu dengan wangi kemenyan yang dibakar sebagai salah satu bahan sesajen. Sebuah nuansa yang jarang ditemui di pantai lain.
Kesakralan semakin terasa ketika anda melihat taburan kembang setaman dan serangkaian sesajen di Batu Hitam yang terletak di dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul dan membuat perjanjian. Konon Panembahan Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Kanjeng Ratu Kidul menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.

Pertemuan Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul itu mempunyai rangkaian cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Kraton Yogyakarta dengan Kraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Kanjeng Ratu Kidul. Semuanya bermula ketika Panembahan Senopati melakukan tapa  untuk menyempurnakan kesaktian. Sampai di saat tertentu dalam tapanya, tiba-tiba di pantai terjadi badai, pohon-pohon di tepian tercabut akarnya, air laut mendidih dan ikan-ikan terlempar ke daratan.
Kejadian itu membuat Kanjeng Ratu Kidul menampakkan diri ke permukaan lautan, menemui Panembahan Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Panembahan Senopati mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Kanjeng Ratu Kidul. Sang Ratu akhirnya menyanggupi permintaan itu dengan syarat Panembahan Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Kanjeng  Ratu Kidul. Panembahan Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.
Perjanjian itu membuat Kraton Yogyakarta sebagai salah satu pecahan Mataram memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan. Buktinya adalah dilaksanakannya upacara labuhan alit setiap tahun sebagai bentuk persembahan. Salah satu bagian dari prosesi labuhan, yaitu penguburan potongan kuku dan rambut serta pakaian Sultan yang berkuasa dan berlangsung dalam areal Puri Cepuri.
Lelaku tapa Panembahan Senopati yang membuahkan hasil juga membuat banyak orang percaya bahwa segala jenis permintaan akan terkabul bila mau memanjatkan permohonan di dekat Batu Hitam. Tak heran, ratusan orang tak terbatas kelas dan agama kerap mendatangi kompleks ini pada hari-hari yang dianggap sakral. Ziarah ke Batu tersebut diyakini juga dapat membantu melepaskan beban berat yang ada pada diri seseorang dan menumbuhkan kembali semangat hidup.
Selain melawati Batu tersebut dan melihat prosesi labuhan, anda juga bisa berkeliling pantai dengan naik kereta kuda. Anda akan diantar menuju setiap sudut Parangkusumo, dari sisi timur ke barat. Sambil naik kereta kuda, anda dapat menikmati pemandangan hempasan ombak besar dan desau angin yang semilir. Ongkos sewa kereta kuda dan kusir sendiri tak terlampau mahal, hanya Rp 20.000 untuk sekali keliling.
Bila lelah, Parangkusumo memiliki sejumlah warung yang menjajakan makanan. Banyaknya jumlah peziarah membuat wilayah pantai ini hampir selalu ramai dikunjungi, bahkan hingga malam hari. Cukup banyak pula para peziarah yang menginap di pantai ini untuk memanjatkan doa. Bagi anda yang ingin merasakan pengalaman spiritual di Parangkusumo bisa bergabung dengan para peziarah itu untuk bersama berdoa.

0 comments:

Post a Comment